Ari

PUISI


Puisi

Pengetian Puisi
Menurut Pradopo (1995) puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman yang penting, digubah dalam wujud yang pling berkesan. Bisa juga diartikan bahwa puisi adalah ungkapan  rasa si pengarang yang diwujudkan dalam rangkaian kata-kata indah dan memiliki nilai seni yang luhur. Ciri-ciri puisi sebagai pembeda dengan genre sastra yang lainnya adalah dalam segi penulisan, dimana (1) puisi terdiri dari bait, yakni kumpulan baris dalam teks puisi tersebut (2) puisi tersusun atas beberapa larik atau baris dalam setiap bait nya (3) puisi memiliki rima atau persajakan, dimana pada beberapa puisi ditemukan persamaan bunyi vocal diakhir kata pada tiap-tiap larik, dan (4) puisi memiliki irama dalam pembacaannya, tergantung bagaimana seseorang mengapresiasi puisi tersebut.
Menurut Sayuti (2002 : 24-25), puisi adalah karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas. Puisi sebagai sosok pribadi penyair atau ekspresi personal berarti puisi merupakan luapan perasaan atau sebagai produk imajinasi penyair yang beroperasi pada persepsi-persepsinya. Sedangkan bahasa dalam puisi sebagai sosok pribadi penyair lebih difungsikan untuk menggambarkan, membentuk dan mengekspresikan gagasan, perasaan, pandangan dan sikap penyairnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi merupakan bentuk ungkapan perasaan dan pemikiran pengarangnya dimana pengarang memiliki hak penuh terhadap puisi tersebut, baik dari segi isi maupun bentuknya. Sebuah puisi akan memunculkan karakternya sendiri, sebagaimana karakter yang dimiliki pengarangnya.

Unsur Pembentuk Puisi
            Secara umum orang mengatakan bahwa sebuah puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan yang lainnya menunjukan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan berada dalam kesatuan dengan totalitasnya.
Adapun unsur pembentuk puisi :
a.       Diksi
Diksi menurut Sayuti (2002 : 143), merupakan salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan puisi, berartipemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya.
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai kefpektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik, seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata dan harus memahami dengan baik macam corak gaya bahasa yang sesuai dengan tujuan penulisan. Contoh
Perahu kertas yang masih berlayar
Mengalir mengikuti arus air
(atau)
Perahu kertas masih terapug
Setia mengalir mengikuti gerak air
b   Gaya Bahasa
Adalah bahasa kias yang digunakan untuk menciptakan efek tertentu. Dalam penggunaannya gaya bahasa diciptakan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembicaranya. Banyak jenis gaya bahasa yang bias dijumpai dalam lirik puisi, seperti; repetisi, hiperbola, metafora dan personifikasi.
Repetisi adalah gaya bahasa pengulangan, yang bertujuan untuk lebih memberikan kesan mendalam dalam sebuah tuturan. Hiperbola adalah gaya bahasa yang sifatnya melebih-lebihkan tuturan, supaya terkesan wah di telinga sipendengar. Metafora bentuk bahasa figurative yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa. Personifikasi gaya bahasa yang mempersamakan benda atau hal yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.hal ini dimaksudkan untuk mendramatisasi suasana dan ide yang ditampilkan.
c.       Persajakan
Dalam hal ini berhubungan dengan rima, menyangkut pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Contoh
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku digusur
Dari tanah leluhur
Selain itu harus terlihat pula adanya koherensi, kesesuaian antara tema, judul dan isi dalam sebuah puisi, karena larik demi larik yang di tuangkan merupakan untaian perasaan atau gagasan yang ingin di sampaikan penulis.

Kemampuan Menulis Puisi
Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya sekedar menggambarkan simbol-simbol grafis secara kongkrit, tapi juga menuangkan ide, gagasan, atau pokok pikiran ke dalam bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat yang utuh, lengkap, dan dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Menurut Darmadi (1996 : 2), kemampuan menulis merupakan  salah satu bagian dari kemampuan berbahasa. Selain itu kemampuan menulis juga dianggap sebagai kemampuan yang paling sukar, dibanding dengan kemampuan berbahasa lainnya, seperti kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Oleh karena itu, kegiatan menulis puisi dengan menggunakan teknik apresiasi gambar dalam pembelajaran, diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan imajinasi mereka sehingga siswa dapat memunculkan dan mengembangkan idenya dalam menulis puisi melalui bantuan gambar yang telah mereka apresiasi terlebih dahulu.

Apresiasi Gambar
Kegiatan mengapresiasi, pada dasarnya sama dengan kegiatan memaknai. Mengapresiasi gambar berarti kegiatan kita memaknai gambar atau objek yang kita lihat. Hasil mengapresiasi suatu objek pada seseorang, mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari sisi mana orang tersebut melihat atau juga berdasarkan perbedaan pengalaman yang ia dapat dalam hidupnya. Kaitannya dengan pembelajaran menulis puisi, dengan teknik apresiasi gambar, siswa dibimbing untuk melihat satu situasi atau kejadian, yang mungkin saja akan diapresiasi berbeda oleh setiap mereka, padahal yang dilihat tersebut adalah gambar, situasi atau rangkaian kejadian yang sama. Hasil dari kegiatan mengapresiasi gambar tersebutlah, yang akan mereka jadikan sebagai acuan dalam penulisan puisi. Apa yang mereka tuliskan dalam puisi nya, adalah hasil dari kegiatan mereka mengapresiasi sebuah objek atau gambar.

0 comments:

Post a Comment