KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah satu
sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa juga pengetahuan yang dimiliki
siswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis untuk dapat
digunakan oleh pembaca.
Makalah ini
disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah diperoleh penulis.
Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah ditangkap oleh pembaca
sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Pada akhirnya,
penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam memahami persoalan gempa bumi beserta
kejadian-kejadiannya.
Garut,
November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gempa Bumi..................................................................... 2
2.2 Penyebab
Terjadinya Gempa Bumi.................................................... 2
2.3 Proses Terjadinya Gempa................................................................... 2
2.4 Klasifikasi
Gempa Bumi..................................................................... 4
2.5 Aktivitas
Gempa Bumi Di Indonesia................................................. 5
2.6 Dampak
Terjadinya Gempa Bumi...................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 7
3.2 Saran................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi
yang kita tempati memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita
tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini.
Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah
satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa
bumi.
Gempa
bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi ini.
Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki
titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.
Mungkin
kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana
tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi
sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana
tersebut. Berarti gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di
muka bumi ini. Dan banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya
yang terjadi di muka bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan
mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1)
Mengetahui
pengertian dari gempa bumi.
2)
Mengetahui penyebab
dari terjadinya gempa bumi.
3) Mengerti
tentang proses terjadinya gempa bumi.
4)
Mengetahui
jenis-jenis gelombang gempa bumi.
5)
Mengetahui faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gempa Bumi
Gempa
Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di
permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi
juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa
dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan
bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan
oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa
dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi
disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap
getaran yang terjadi disebut siesmograf.
2.2 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng
bumi. Bumi kita ini memiliki
lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi
dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen),
mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng
tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi
yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai
akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan
pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan
terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng
tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit
bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang
menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga
akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk keluar
dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami
pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut
yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Gempa
bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh
peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit
listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat
menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
2.3 Proses Terjadinya Gempa
Dalam
proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.
Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi
sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan
bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan
lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat
sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi
dengan cepat.
2.3.1 Macam-macam
Gelombang Gempa
1). Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada
seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer
dan dirambatkan secara menyebar dan cenderung cepat. Jenis gelombang
longitudinal ini sifatnya sama seperti gelombang suara yang bisa merambat melalui
zat padat, cair dan padat.
2). Gelombang
Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat
pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang ini dirambatkan dari
hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih rendah
dibandingkan gelombang longitudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah
rambatannya. Gelombang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika
ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan
tidak tercatat lagi pada seismograf.
3). Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum dan
menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan perjalanannya
di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah gelombang
transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat merusak
karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa bumi.
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya
Gempa Bumi
Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan
gempa yang berskala besar maupun gempa yang berskala kecil. Besar kecilnya
gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu:
1)
Skala atau
magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan berdasarkan
lokasi observasi pada suatu daerah . Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa
terjadi dan dicatat oleh seismograf yang dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.
2)
Durasi dan kekuatan
gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada suatau daerah dan
kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada daerah tempat
terjadinya gempa bumi.
3)
Jarak sumber gempa
terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa yang jauh dari perkotaan akan
memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.
4) Kedalaman
sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari permukaan
bumi. Semakin dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan gempa yang
terjadi.
5) Kualitas
tanah dan bangunan. Kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
6)
Lokasi perbukitan
dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah rawan gempa karena
perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat
mempengaruhi besar kecil kekuatan gempa berdasarkan hiposentrumnya.
2.4 Klasifikasi Gempa Bumi
1) Berdasarkan Penyebabnya
a) Gempa
Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan yang
mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
b) Gempa
Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah
permukaan bumi.
c)
Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi
karena adanya runtuhan pada terowongan bawah tanah akibat aktivitas
pertambangan. Runtuhan terowongan yang besar tersebut dapat
mengakibatkan getaran yang kuat.
2) Berdasarkan
Kedalaman Hiposentrum
a)
Gempa Dangkal:
gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum
ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.
b)
Gempa Menengah:
gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak terlalu dalam dan jauh
dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.
c)
Gempa Dalam: gempa
yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat jauh dari permukaan laut.
Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.
3) Berdasarkan
Jarak Episentrum
a)
Gempa Setempat:
gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya pada daerah
tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan
yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.
b)
Gempa Jauh: gempa
yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dirasakan hingga
daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila
memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang kuat.
c)
Gempa Sangat Jauh:
gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dapat
dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa
ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang
dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4) Berdasarkan
Bentuk Episentrum
a)
Gempa Sentral:
gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang dirasakan pada daerah
setempat.
b)
Gempa Linier: gempa
yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah
yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah
berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
5) Berdasarkan
Letak Episentrum
a)
Gempa Laut: gempa
yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini terjadi karena
hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan dan getarannya
berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila
kekuatannya sangat besar.
b)
Gempa Darat: gempa
yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi
apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng
benua.
2.5 Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu
dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi
sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus terjadi dan membentuk suatu
pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sikum mediterania ini bertemu di
wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara
jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika Utara,
Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng
Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng
Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng
Pasifik yang cenderung bergerak ke barat. Itulah yang membuat Indonesia berada pada
daerah rawan bencana gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan
daerah rawan yaitu Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan
sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi menjadi
6 daerah aktivitas:
1) Daerah
sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di Halmahera,
pantai utara Irian.
2) Daerah
aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi. Yaitu
di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3)
Daerah lipatan dan
retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di pantai barat
Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude
kurang dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan
bagian timur.
5)
Daerah gempa kecil.
Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di daerah
pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6)
Daerah stabil, tak ada catatan sejarah
gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.
Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu
gempa yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang
Aceh dan sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini
mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya yang berada pada dasar
laut.
2.6 Dampak Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia
diantaranya kerusakan berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal
ditempat kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang
besar. Banyak dari korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat
berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya bangunan yang runtuh
akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan.
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak
negative bagi psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban
juga akan mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat
berdampak bagi perekonomian negara karena secara tidak langsung negara perlu
mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi korban-korban bencana alam baik dari
pangan maupun sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun sangat diperlukan untuk
mengatasi dampak dari bencana tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar
tsunami apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan
memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua
benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa
bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa disebabkan
oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun
aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi
oleh jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa
ada 3 yaitu gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala atau
magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber gempa dengan perkotaan, kedalaman
sumber gempa, kualitas tanah dan bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai.
Gempa dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1) Berdasarkan
penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan
2)
Berdasarkan
kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3)
Berdasarkan jarak
episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4)
Berdasarkan bentuk
episentrum: sentral-linier
5)
Berdasarkan letak
episentrum: laut-dasar
Indonesia
merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena Indonesia berada
pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang dilalui oleh
lempeng tersebut sehingga mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa
bumi adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan
satu pulau yang aman dari gempa bumi karena posisinya yang berada di tengah-tengah
lempeng.
3.2 Saran
Masyarakat
harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di Indonesia
dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta
pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang
harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa
bumi.










